Palembang, KOTABARI.COM – Kebakaran yang melanda Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan di Palembang selama enam hari terakhir telah menjadi sorotan serius. Namun, upaya pemadaman terkendala oleh berbagai faktor teknis, termasuk kondisi topografi dan struktur lapisan gunung sampah yang terbakar.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Ansori SSos, bersama Kasi Tanggap Darurat Supanto, telah mengakui tantangan yang dihadapi dalam mengatasi kebakaran ini. Meskipun sejumlah usaha telah dilakukan baik dari udara maupun darat, lapisan gunung sampah yang mencapai kedalaman 15 meter menjadi kendala utama dalam pembasahan. Kondisi ini telah menyebabkan sulitnya menembus material plastik tebal yang melapisi gunung sampah, sehingga air sulit meresap ke dalam lapisan yang terbakar.
Ansori mengungkapkan bahwa luas TPA ini mencapai 25 hektare, dan sekitar 5 hektare di antaranya terbakar. Meskipun sebagian besar kebakaran telah berhasil diredam, satu hektare sisa-sisa masih dalam kondisi sulit. Usaha pemadaman tidak hanya terbatas pada darat, tetapi juga dilakukan dengan mengalokasikan dua unit helikopter waterbombing. Enam unit helikopter waterbombing dari tim yang dipimpin oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah dikerahkan untuk membantu pemadaman, dua di antaranya fokus di lokasi TPA Sukawinatan.
Meski upaya pemadaman berjalan terus, Ansori menjelaskan bahwa sebanyak 40 sorti helikopter waterbombing telah dilakukan sejak kemarin, dengan jumlah sorti hari ini kurang lebih sama. Namun, durasi penerbangan helikopter ini tergantung pada kondisi cuaca dan ketersediaan air. Gas metan yang tinggi dari tumpukan sampah menjadi salah satu faktor yang membuat api dengan mudah meluas, sehingga usaha pemadaman harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
Gubernur Sumsel H Herman Deru telah memerintahkan pemadaman kebakaran ini karena asap yang dihasilkan telah menyebabkan polusi tinggi dan mengganggu kesehatan masyarakat. Pihak berwenang juga telah meminta kerjasama dari pengelola UPTD TPA Sukawinatan untuk membatasi aktivitas para pemulung di wilayah tersebut. Keterbukaan wilayah dan banyaknya pintu masuk menjadi tantangan dalam mengawasi aktivitas tersebut. Ansori juga meminta para pemulung untuk tidak membawa alat pemantik api seperti korek api ke lokasi, mengingat potensi bahaya yang dapat terjadi.
Kebakaran gunung sampah di TPA Sukawinatan Palembang menjadi perhatian serius, dan pihak terkait terus berupaya maksimal untuk memadamkan api yang masih berkobar. Meski tantangan teknis masih menghambat proses pemadaman, harapan tetap ada bahwa dengan kerja sama dan usaha yang berkelanjutan, situasi dapat segera terkendali.