Palembang, KOTABARI.COM – Sebanyak 58 unit angkutan Feeder LRT Palembang menghadapi ancaman berhenti operasional yang dapat mengganggu ribuan penumpang setiap harinya. Hal ini terjadi karena Feeder LRT Musi Emas, yang dikelola oleh PT Transportasi Global Mandiri (TGM), belum menerima pembayaran selama tiga bulan terakhir dan kontrak kerjasama mereka berakhir pada tanggal 31 Agustus 2023, seperti yang diungkapkan oleh Direktur PT TGM, Suhanto, pada Jumat (01/09/2023).
Lima rute angkutan feeder LRT Musi Palembang telah berhenti beroperasi, yaitu:
- Koridor 3 (Asrama Haji – Talang Betutu)
- Koridor 4 (Stasiun Polrestabes – Perumahan OPI)
- Koridor 5 (Stasiun DJKA – Tegal Binangun)
- Koridor 6 (Stasiun RSUD-Sukawinatan)
- Koridor 7 (Bukit – Stadion Kamboja via Stasiun Sriwijaya)
PT TGM meminta kejelasan dan penandatanganan MoU dengan Balai Kereta Api Ringan Sumatera Selatan agar dapat melanjutkan operasi mereka seperti biasanya.
“Kami ingin mendapatkan kejelasan dari mereka, jika ada jawaban hari ini, kami siap untuk beroperasi kembali,” ungkap Suhanto.
Dampak dari berhentinya operasi Feeder LRT Musi Emas ini sangat dirasakan oleh masyarakat, terutama para penumpang setia mereka yang mencapai lebih dari 4 ribu orang per hari, termasuk pelajar dan pekerja.
Hingga saat ini, Balai Kereta Api Ringan Sumatera Selatan belum memberikan kepastian hukum kepada PT TGM. Pramudi, seorang karyawan PT TGM, mengungkapkan kesiapannya untuk bekerja tetapi tidak dapat melanjutkan operasional tanpa kejelasan dari pihak balai.
Pihak PT TGM berharap agar masalah ini segera dapat diselesaikan dengan baik dan mereka dapat kembali beroperasi untuk melayani masyarakat Palembang.
Sementara itu, Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan (BPKARSS) meminta maaf atas terhentinya lima koridor layanan Feeder Angkot Musi Emas.
Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan, Rode Paulus, menjelaskan bahwa saat ini mereka sedang melakukan revisi anggaran di pusat.
“Kami pertama-tama ingin menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Sumatera Selatan yang merasakan dampak terhentinya layanan feeder hari ini,” kata Rode pada Jumat (1/9/2023).
Rode menambahkan bahwa mereka saat ini terus melakukan diskusi dengan PT TGM, operator Feeder LRT, dan dalam waktu yang bersamaan juga mengerjakan proses revisi anggaran.
“Kami berharap revisi ini dapat selesai secepat mungkin,” kata Rode.
Sebagai informasi tambahan, sejak Desember 2022, Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan telah melaksanakan Penugasan Layanan Feeder LRT Sumsel dengan lima koridor yang telah disebutkan di atas. Mereka berjanji untuk segera menyelesaikan proses review dan memberikan kepastian kepada PT TGM agar Feeder LRT Musi Emas dapat kembali melayani masyarakat Sumatera Selatan seperti sebelumnya.
“Kami sekali lagi menyampaikan permohonan maaf,” kata Rode.