Ilustrasi KebakaranIlustrasi Kebakaran

Sumatera Selatan, KOTABARI.COM – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) bersama beberapa kabupaten telah menetapkan status siaga kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjelang musim kemarau. Hingga saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel mencatat ada sekitar 3-4 kabupaten yang telah berstatus siaga.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana, menyatakan bahwa penetapan status siaga ini sesuai dengan prediksi musim kemarau yang mulai berlangsung pada akhir Juni. “Pastinya setiap tahun ada bencana, dan saat ini sudah memasuki musim kemarau, dimana curah hujan berkurang maka ini akan banyak terjadi kebakaran kalau tidak dijaga,” kata Iqbal pada Minggu (23/6/2024).

Daerah Rawan dan Upaya Pencegahan

Daerah-daerah yang telah dinyatakan berstatus siaga Karhutla termasuk Musi Banyuasin (Muba) dan Banyuasin. Pemprov Sumsel dan kabupaten kota telah memetakan daerah-daerah rawan Karhutla dengan kriteria tertentu. Iqbal juga menambahkan bahwa jumlah daerah yang menetapkan status siaga ini bisa bertambah seiring berjalannya waktu. Status siaga ini memungkinkan koordinasi lebih baik antara berbagai pihak, termasuk jajaran sipil dan militer, untuk persiapan penanganan Karhutla.

“Kami juga akan meminta helikopter ke BNPB untuk melakukan patroli dan pemadaman melalui udara,” ujar Iqbal. Selain itu, beberapa daerah seperti Kabupaten Ogan Ilir (OI), Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), dan Muara Enim juga bisa saja menyusul menetapkan status siaga.

Pemanfaatan Teknologi dan Sosialisasi

BPBD Sumsel akan memanfaatkan teknologi untuk memantau hotspot (titik kebakaran) di Sumsel. Langkah ini termasuk sosialisasi kepada masyarakat, terutama di daerah rawan Karhutla, melalui berbagai media dan penyebaran pamflet larangan membakar hutan.

Iqbal juga menyatakan bahwa BPBD bersama pihak terkait akan melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk membasahi lahan gambut guna mengantisipasi kebakaran. “Melalui TMC, apalagi masih ada bibit awan, dan kemudian antisipasi pemadaman secepat mungkin jika ada kebakaran baik melalui darat maupun udara dengan water bombing,” jelasnya.

Prediksi Cuaca dan Prioritas Daerah

Menurut prediksi BMKG, tahun ini diperkirakan akan terjadi fenomena El Nino yang lebih pendek dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini berarti musim kemarau tidak akan berlangsung sepanjang tahun. Namun, Iqbal menegaskan pentingnya prioritas pada daerah yang memiliki banyak lahan gambut seperti Muba, Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), dan OI.

“Dengan mengedepankan pendekatan persuasif dan sosialisasi ke masyarakat, serta melibatkan stakeholder yang ada, kami berharap masalah awal kebakaran bisa teratasi sehingga kabut asap yang rutin setiap tahun tidak terulang,” tambah Iqbal.

Anggaran dan Sinergi Antar OPD

Iqbal juga menekankan pentingnya sinergi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dalam menangani masalah Karhutla. “Anggaran tersebar di banyak OPD teknis lainnya seperti kehutanan, DLH, perkebunan, kesehatan dan OPD lainnya. Jika semua menjalankan tugas dan fungsinya, maka masalah Karhutla bisa diminimalisir,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *