Rantau Bayur, KOTABARI.COM – Kunjungan yang damai berubah menjadi mimpi buruk ketika sebuah perahu kayu tradisional, yang dikenal sebagai ‘getek’, tenggelam di air yang bergelombang di Sungai Musi, merenggut nyawa tiga penumpang. Kejadian tragis ini terjadi di Dusun II Desa Sejagung, Kecamatan Rantau Bayur, Sabtu sore.
Raymond Konstantin, Kepala Kantor Basarnas Palembang, menceritakan menerima informasi tentang tenggelamnya ‘getek’ di tengah gelombang yang kuat sekitar pukul 16.30 WIB pada hari Sabtu.
“Dilaporkan bahwa sebuah keluarga dari Palembang datang untuk mengunjungi kerabat mereka di Dusun II Desa Sejagung, Kecamatan Rantau Bayur. Mereka memarkir mobil mereka di rumah kerabat dan meminjam ‘getek’ keluarga untuk pergi ke Dusun II,” ujarnya pada hari Minggu (10/2/2024).
Selama perjalanan, sekitar pukul 14.30, ‘getek’ yang mereka tumpangi terombang-ambing dan terbalik setelah terkena ombak di Sungai Musi.
Pada hari pertama operasi pencarian dan penyelamatan, tidak jauh dari lokasi kecelakaan, Anita dan Ausmala Fitri ditemukan sudah tidak bernyawa. Namun, Jamaludin, korban lainnya, masih belum ditemukan.
Pada hari kedua pencarian, dengan menggunakan perahu karet dan perahu lokal, tim pencarian berhasil menemukan Jamaludin (40) dalam keadaan tidak bernyawa, sekitar 300 meter hilir dari lokasi kecelakaan.
“Korban ditemukan sudah meninggal, terjebak di dalam jaring ikan di sungai selama operasi pencarian yang dilakukan oleh tim SAR gabungan. Selanjutnya, korban dievakuasi dan dibawa ke rumah keluarga di Palembang untuk proses pemakaman,” demikian penutupnya.
Kejadian tragis ini menjadi pengingat akan sifat yang tidak terduga dari jalur air dan pentingnya langkah-langkah keselamatan selama transportasi air, terutama di tengah kondisi cuaca yang buruk. Masyarakat berduka atas kehilangan nyawa ini dan menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga yang ditinggalkan.