Indralaya, KOTABARI.COM – Dunia pendidikan Indonesia kembali diliputi duka. Romy Yudhistira, seorang yang diakui sebagai sosok yang rajin dan berprestasi dalam dunia akademik, tragis meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan saat dalam perjalanan menuju Kampus Universitas Sriwijaya (Unsri) untuk menghadiri Yudisium, Selasa pagi (22/8/2023).
Romy Yudhistira, pria berusia 32 tahun, telah mencapai prestasi luar biasa dengan meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang sempurna, yaitu 4,00. Dia adalah seorang peraih gelar Magister Pendidikan di Program Studi Pendidikan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sriwijaya.
Kecelakaan tragis ini juga merenggut nyawa sang istri, Ajeng Kusula Wardani, yang ikut bersamanya dalam perjalanan. Pasangan suami-istri ini dikendarai motor mereka di wilayah Banyuasin, Sumatera Selatan, ketika motor yang mereka tumpangi ditabrak oleh sebuah mobil truk, mengakhiri nyawa mereka secara mendadak.
Pihak kampus dan teman-teman sejawat sangat terpukul dengan berita ini. Koorprodi Magister Pendidikan Olahraga FKIP Unsri, DR. Wahyu Indrabayu, M.Pd, mengungkapkan kesedihannya atas kepergian Romy. Wahyu, yang juga adalah pembimbing tesis Romy, mengenang Romy sebagai seorang mahasiswa yang rajin, berprestasi, dan aktif dalam kegiatan akademik.
Romy baru-baru ini juga telah menjalani gladi bersih Yudisium di Kampus Unsri Indralaya sebagai tahap akhir dari perjalanan akademiknya. Dia juga diharapkan untuk terlibat dalam Pekan Olahraga Pelajar Nasional (Popnas) yang akan datang. Sebelum meninggal, Romy sempat memberikan informasi kepada Wahyu tentang keterlibatannya dalam acara tersebut.
Wahyu Indrabayu mengungkapkan rasa kehilangan yang mendalam dan menggambarkan Romy sebagai mahasiswa yang aktif dalam berkomunikasi dengan dosen dan menghubungkan informasi dari Koorprodi ke rekan-rekannya. Wahyu juga menegaskan bahwa Romy memiliki rencana untuk menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) setelah menyelesaikan pendidikan S2.
Romy dan Ajeng meninggalkan seorang anak laki-laki yang baru berusia 2,5 tahun. Kepergian kedua orangtuanya meninggalkan seorang yatim piatu yang harus menghadapi masa depannya tanpa kehadiran mereka.
Semua pihak berduka atas berita ini, dan doa-doa untuk almarhum Romy dan Ajeng serta keluarga yang ditinggalkan terus mengalir. Semoga mereka mendapatkan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini.