Palembang, KOTABARI.COM – Tragedi menyedihkan terjadi di Sungai Musi Palembang ketika sebuah jukung terbakar dengan empat orang di dalamnya. Informasi yang diperoleh menunjukkan bahwa satu korban tewas dalam kejadian tersebut, sementara dua lainnya mengalami luka kritis dan telah dilarikan ke rumah sakit. Satu ABK lainnya dilaporkan hilang.
Kapolrestabes Palembang, Kombes Harryo Sugihhartono, membenarkan peristiwa tragis ini saat meninjau Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada hari Senin (1/4/2024).
“Hanya itu data yang kita dapatkan dari hasil peninjauan TKP,” ujar Harryo.
Diketahui bahwa ada empat orang di atas jukung tersebut, termasuk pemilik kapal, Dedi, serta dua ABK bernama Krisna dan Ndut, dan seorang lagi bernama Askolani. Pemilik kapal dan satu ABK lainnya yang kritis saat ini dirawat di RS Ak Gani Palembang. Sementara itu, sopir jukung ditemukan meninggal dunia, dan satu ABK masih dalam pencarian.
Polisi bersama pihak terkait telah melakukan peninjauan lokasi kejadian dan menyampaikan data sementara kepada media.
“Keterangan yang kami kumpulkan belum maksimal, namun kami akan menyampaikan informasi yang didapat supaya tidak simpang siur,” tambah Harryo.
Berdasarkan pengecekan TKP, polisi menduga kebakaran dan ledakan terjadi saat jukung hendak mengisi bahan bakar.
“Sekitar sore hari, sebuah jukung datang untuk mengisi BBM di SPBU apung. Namun SPBU apung tersebut dalam kondisi tutup. Jukung masih berada di dekat SPBU apung dan seketika terbakar dan meledak,” jelas Harryo.
Ketika polisi tiba di TKP, mereka menemukan kayu dan jangkar terbakar dari kapal yang berada di atas SPBU apung, dugaan awal bahwa sumber api berasal dari jukung tersebut.
“Sumber api diduga berasal dari kapal karena ada kayu dan jangkar yang terbakar dari kapal yang terlempar ke atas atap SPBU apung tersebut akibat ledakan,” ungkapnya.
Harryo menegaskan bahwa kasus ini masih dalam penyelidikan oleh pihak kepolisian dari Satreskrim Polrestabes Palembang, Satpolair, Penyidik SU I, dan instansi terkait lainnya.
“Pihak kami saat ini mensterilkan lokasi kejadian agar tidak terjadi ledakan susulan,” pungkasnya.