Debu Batubara Ancam Kesehatan Warga, Masyarakat Gedung Agung Terus BerdemoDebu Batubara Ancam Kesehatan Warga, Masyarakat Gedung Agung Terus Berdemo

Gedung Agung, Kabupaten Lahat, KOTABARI.COM – Persoalan debu batubara yang meresahkan masyarakat terus memuncak di Gedung Agung, Kabupaten Lahat. Puluhan warga dari Kampung 1 Desa Gedung Agung, Kecamatan Merapi Timur, terpaksa membangun tenda di pintu masuk salah satu tambang batubara sebagai bentuk protes terhadap aktifitas dan stokfile batubara yang terlalu dekat dengan pemukiman mereka.

Menurut sumber yang enggan disebutkan identitasnya (FB), aktifitas perusahaan batubara yang meletakkan stokfile batubara hanya sekitar 200 meter dari rumah warga, telah menimbulkan kekhawatiran akan pencemaran lingkungan. “Selama ini kami tidak mempermasalahkan aktifitas tambang ini, tetapi stokfile yang terlalu dekat telah mencemari beberapa sumur kami,” ungkap FB.

Lebih lanjut, FB mengungkapkan bahwa ada dugaan bahwa air sumur yang terkontaminasi oleh batubara telah menyebabkan anak-anak mereka terjangkit muntah dan diare. “Kami sebagai masyarakat menuntut keadilan dan kompensasi sebesar Rp.150 juta untuk setiap ratusan kepala keluarga di sini. Namun, pihak perusahaan tidak bersedia menyetujuinya,” tegasnya.

Warga Gedung Agung telah melakukan aksi demonstrasi selama hampir sepekan ini sebagai bentuk tekanan kepada perusahaan batubara. Mereka berjanji akan terus bertahan di tenda-tenda yang mereka dirikan di pintu masuk tambang hingga tuntutan mereka dipenuhi. Mereka yakin bahwa aktifitas stokfile yang terlalu dekat dengan pemukiman mereka melanggar aturan dan membahayakan kesehatan penduduk akibat debu batubara yang berasal dari stokfile tersebut.

Camat Merapi Timur, Kabupaten Lahat, Aria Pulun SE, menyatakan bahwa pihaknya telah berusaha memediasi konflik ini bersama unsur Tripika, Pemerintah Desa, dan warga. Namun, hingga saat ini belum ada kesepakatan mengenai kompensasi. “Warga menginginkan kompensasi sebesar Rp. 150 juta perbulan, sementara perusahaan hanya menawarkan Rp. 20 juta,” kata Camat Merapi Timur.

Meskipun telah ada pertemuan antara warga dan perusahaan batubara, belum ada titik terang yang ditemukan. Pihak berwenang berencana untuk mengatur pertemuan kembali antara kedua belah pihak untuk mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan masalah ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *